SENYAWA AMINA
1.
Pengantar
Amina adalah suatu senyawa yang mengandung gugusan
amino. Gugusan amino mengandung nitrongen terikat kepada satu sampai tiga atom
karbon (tetapi bukan gugusan karbonil) dan sejumlah atom hidrogen (tidak ada,
satu atau dua). Apabila salah satu karbon yang terikat pada atom nitorgen
adalah karbon karbonil, senyawanya adalah amida, bukan amina.
Amina sangat penting dalam biokimia. Misalnya
serotonin, suatu senyawa yang didapat dalam sistem susunan saraf, mengirimkan
impuls saraf dan mengerutkan pembuluh darah. Histamin adalah senyawa yang
bertanggung jawab pada gejala alergi.
2.1. Senyawa Amina
Amina adalah turunan organik
dari ammonia dimana satu atau lebih atom hidrogen pada nitrogen telah
tergantikan oleh gugus alkil atau aril. Karena itu amina memiliki sifat mirip
dengan ammonia seperti alkohol dan eter terhadap air.
Seperti alkohol,amina bisa diklasifikasikan
sebagai primer, sekunder dan tersier. Meski demikian dasar dari
pengkategoriannya berbeda dari alkohol. Alkohol diklasifikasikan dengan jumlah
gugus non hidrogen yang terikat pada kaebon yang mengandung hidroksil., namun
amina diklasifikasikan dengan jumlah gugus nonhidrogen yang terikat langsung
pada atom nitrogen (Stoker, 1991)
2.1.1 Sifat
dan Keberadaan Amina
Alkilamina berbobot molekul rendah adalah gas atau
cair pada suhu kamar. Di- dan trietilamin serta amina primer yang memiliki tiga
sampai sepuluh atom karbon adalah cairan, amina yang lebih kecil jumlah atom
karbonnya adalah gas.
Amina dengan jumlah atom karbon dibawah enam biasanya
larut dalam air akibat adanya interaksi ikatan hidrogen. Meskipun nitrogen
tidak seelektronegatif oksigen namun mampu mempolarisasi ikatan N-H sehingga
terbentuk gaya dipol-dipol yang kuat antara molekulnya. Amine tersier tidak
memiliki atom hidrogen karena itu tidak terjadi ikatan hidrogen antara air
dengannya atau dengan amin tersier lainnya.konsekuensinya titik didihnya lebih
rendah disbanding amina primer atau sekunder.
Salah satu sifat yang paling dikenal dari amina
berbobot molekul rendah adalah aromanya yang tidak menyenangkan. Amine volatile
ini menguap secara cepat dan terciup seperti campuran ammonia dan ikan busuk.
Kebanyakan bahan yang membusuk terutama organ yang mengandung protein tinggi
menghasilkan amina. Bagian dari aroma tumbuhan yang mati, rumah penyimpanan
daging, dan bagian pengolahan limbah semuanya adalah amina (Stoker, 1991).
Titik lebur, titik didih dan densitas dari
beberapa senyawa amina sederhana meningkat bersama dengan bertambahnya berat
molekul sebagai konsekuensi dari interaksi intermolekular yang lebih besar.
Sama seperti alkohol, senyawa amina yang lebih sederhana menunjukkan pengaruh
ikatan hydrogen. Nitrogen kurang elektonegatif dibandingkan dengan oksigen,
ikatan hydrogen pada N – H … N kurang kuat dibanding dengan ikatan O – H
…. O. Oleh karena itu,amina primer memiliki titik didih
yang berbeda antara senyawa alkana dan alkohol berdasarkan berat molekul, sama
seperti ammoniak, dengan b.p. – 30 oC, yang merupakan
intermediet antara methane, dengan b.p. – 161 oC,
dan air , dengan b.p. 100 oC (Streitwieser, 1985 )
Tabel 2.1 Daftar titik lebur
dari amina Primer Jenuh ( R–NH2 ).
R= m.p.
oC R=
m.p. oC
CH3
-92.5 C11H23 16.5
C2H5 -80.6 C12H26 28.0
C3H7 -83.0 C13H27
27.0
C4H9 -50.5 C14H29 37.9
C5H11 -55.0 C15H31 37.3
C6H12 -19.0 C16H33 46.2
C7H15 -23.0 C17H35 49
C8H17 -0.4 C18H37 51.8
C9H19 -1.0 C19H41 57.8
C10H21 15.0 C20H45 62.7
Tabel 2.2 Daftar Titik Lebur
dari amina sekunder simetrik
Amina Titik didih (oC)
diheksil 1.2
dioktil 26.7
didekil 41.5
didodekil 47.0
ditetradekil 60.62
diheksadekil 67.03
dioktadekil 72.3
2.1.3 Kegunaan Senyawa Amina
dan Turunannya
Senyawa amina memiliki kegunaan yang luas dalam
kehidupan yaitu dapat berguna sebagai pencegah
korosif,bakterisida,fungisida,bahan pemflotasi dan pengemulsi
(Billenstein,1984).
Empat amin yang relative sederhana sangat penting
dalam fungdi tubuh manusia. Mereka adalah sekresi kelenjar adrenal epinefrin
(adrenalin) dan norepinefrin (non adrenalin), dopamine dan serotonin.
Senyawa-senyawa tersebut berfungsi sebagai neurotransmitter ( pembawa pesan
kimiawi) antara sel-sel saraf. Epinefrin juga berfungsi sebagai hormone yang
menstimulasi pemecahan glikogen menjadi glukosa dalam otot ketika kadar
cadangan glukosa menurun. Epinefrin, norepinefrin dan dopamine juga dikenal
sebagai katekolamin yang merupakan turunan dari katekol (o-dihidroksibenzen)
yang strukturnya sebagai berikut :
·
Dopamine
Defisiensi
dari dopamine mengakibatkan penyakit Parkinson. Sel otak penderita Parkinson
hanya mengandung 5 hingga 15 persen dari konsentrasi normal dopamine. Pemberian
dopamine tidak menghentikan gejala penyakit ini karena dopamine dalam darah
tidak bisa melewati dinding darah dan otak. Sedangkan kekurangan serotonin
dapat mengakibatkan depresi mental (Stroker, 1991)
Reagen yang mengandung nitrogen terkhususnya amin dan
turunannya merupakan ekstraktan yang efisien untuk beberapa logam golongan
platinum dan digunakan secara meluas untuk teknologi dan anlisa. Walaupun
reagent tersebut sangat direkomendasikan aplikasinya dibatasi oleh beberapa
factor termasuk kelarutan ekstraktan dalam larutan berair dan ekstraksi zat
yang tak dapat dipisahkan dalam larutan asam dengan keasaman rendah. Pemilihan
pelarut dan lainnya. Teknik modern untuk ekstraksi logam platinum menghadirkan
pendekatan rasional untuk memilih ekstraktan dari sisi ketersediaanya dan
selektivitas dan proses pengembangan untuk ekstraksi satu tingkat untuk logam
tertentu dan pemisahannya dari logam yang berhubungan (Khisamutdinov, 2006).
·
Amina Sebagai
Pelembut Pakaian
Turunan amina rantai panjang dalam hal ini garam
kuraterner ammonium yang mengandung setidaknya satu gugus amina rantai panjang
bersifat larut dalam air dan aktif secara biologis. Penambahan gugus amina
rantai panjang membuatnya sulit larut dalam air namun tetap dapat didispersikan
dalam air. Penggunaan senyawa tersebut Amina Sebagai Pelembut Pakaian.
Turunan amina rantai panjang dalam hal ini garam
kuraterner ammonium yang mengandung setidaknya satu gugus amina rantai panjang
bersifat larut dalam air dan aktif secara biologis. Penambahan gugus amina
rantai panjang membuatnya sulit larut dalam air namun tetap dapat didispersikan
dalam air. Penggunaan senyawa tersebut paling umum pada industri pelembut
pakaian dimana garam tersebut melekat pada permukaan pakaian dan memberi kesan
lembuta terhadap tangan (Reck, 1962).
·
Amina Sebagai
Anti Iritasi Pada Shampo
Turunan amina rantai panjang yaitu Stearil
Dimetil Amin Oksida telah dilaporkan digunakan sebagai anti iritasi pada shampo
yang menggunakan bahan dasar natrium lauril sulfat dan zink
pyridinethion.Stearil dimetil amin oksida juga telah dilaporkan bertindak sebagai
anti iritasi terhadap shampo yang menggunakan garam lauril sulfat lain beserta
turunannya seperti kalium lauril sulfat atau natrium lauril eter sulfat dan
juga garam alkil sulfat lainnya seperti gliseril alkil sulfat dan alkil aril
sulfat (Gerstein, 1977).
·
Amina Sebagai
Pelumas
Pelumas digunakan pada kendaraan untuk
memperkecil gesekan antara bagian yang bergerak pada mesin mobil seperti
keramik dan logam. Aditif yang digunakan pada umumnya adalah zink dialkil
ditiofosfat (ZDDP) namun senyawa tersebut bmemberikan kontribusi besar terhadap
emisi partikulat sulfur dan fosfor ke udara serta menjadi racun katalis pada catalytic
converter sehingga perlu ditemukan penggantinya.Sebagai pengganti telah
dilaporkan turunan senyawa oleilamina dan stearilamina yang direaksikan dengan
asam sitrat dan asam suksinat telah menunjukkan sifat pelumas yang baik
(Kocsis, 2010).
·
Amina sebagai
Obat Parasit Leishmania
Formulasi lemak sebagai obat anti Leishmania
telah dilaporkan sebagai terapi yang efektif serta mengurangi efek racun
dalam tubuh. Dalam hal ini, Liposom yang dicampurkan dengan phosphatidylcoline
(PC) dan stearilamina (SA) telah terbukti memiliki aktivitas anti protozoa
secara in vitro terhadap parasit Trypanosoma cruzi,Trypanosoma Brucei
Gambiense dan secara in vivo terhadap parasit Toxoplasma Gandii dan L
Donovani (Banerjee, 2007).
SENYAWA AMINA
Amina digolongkan menjadi amina primer
(RNH2), sekunder (R2NH), atau tersier (R3N), tergantung kepada jumlah atom
karbon yang terikat pada atom nitrogen (bukan pada atom karbon, seperti pada
alkohol).
Beberapa (1o) Amin Primer (satu karbon terikat kepada
N) :
Beberapa (2o) Amin Sekunder (Dua Karbon Terikat kepada
N) :
4.1.1
Tata Nama dari Amina
Amina alifatik sederhana biasanyadiberi nama dengan menulis
substituen alkyl atau aril dan menambahkan akhiran –amina. Bagian dari nama amina digabung dalam satu kata.
Amina heterosikalik, dengan nitrogen
didalam cincin, mempunyai nama sendiri. Beberapa contoh berikut :
Kalau tidak mungkin memberi senyawa sebagai alkyl amina atau aril
amina, digunakan awalan amino- untuk gugusan amino menunjukkan tempat asalnya
dengan angka, bila perlu.
H2NCH2CH2OH
2-Aminoetanol
(etanolamin)
4.1.2 Sifat-Sifat Fisik dari Amina
Suatu
amina mengandung ikatan N-H dapat membentuk ikatan hydrogen dengan electron
sunyi dari oksigen atau nitrogen lain. Dari dua macam ikatan hydrogen, ikatan
NH-N jauh lebih lemah daripada ikatan OH-O. Alasan mengapa terjadi perbedaan
dalam kekuatan ikatan nitrogen kurang elekronegatif dibandingkan dengan oksigen
ikatan N-H dengan sendirinya kurang polar.
Tabel 13.1 Sifat-Sifat Amonia dan Beberapa Amina Umum
Rumus
|
Nama
|
Td (oC)
|
Kb
|
pKb
|
NH3
CH3NH2
(CH3)2NH
(CH3)3N
|
Ammonia
Metilamina
Dimetilamina
Trimetilamina
Sikloheksilamina
Aniline
piridin
|
-33
-6
7
3
134
184
116
|
1.79 x 10-5
45 x 10-5
54 x 10-5
6,5 x 10-5
45 x 10-5
4,2 x 10-10
18 x 10-10
|
4,75
3.35
3.27
4.19
3.35
9.38
8.75
|
|
|||
Titik
didih dari amina yang mengandung suatu ikatan N – H adalah di tengah-tengah
antara alkana (tidak ada ikatan hydrogen) dan alcohol (ikatan hydrogen kuat).
CH3CH2CH3 CH3CH2NH2 CH3CH2OH
Propane etilamina etanol
Berat rumus : 44 45 46
Titik didih
: -42 17 78,5
Titik
didih dari amina yang tidak mengandung ikatan N-H, jadi tidak mempunyai iakatan
hydrogen, lebih rendah dari amina yang mempunyai ikatan hydrogen. Trimetilamina
emndidih pada temperature lebih rendah dari pada etimetil amina
Karena
amina dapat membentuk ikatan hydrogen yang kuat dengan hydrogen hidrongen dalam
air, amina yang mempunyai rumus berat rendah, larut dalam air sama seperti alkohol.
4.1.3. Kebasaan Dari Amina
Seperti
ammonia, amina adalah basa lemah, jauh lebih lemah daripada ion hidroksida.
Amina dapat memberikan sepasang electron sunyi dari nitrogennya dan membentuk
ikatan dengan sebuah proton. Amina yang larut dalam air mengalami reversible
dengan air, yang membebaskan ion hidroksida.
A.
Konstanta Kesetimbangan Basa
Kebasaan
dari suatu senyawa, seperti amina, ditentukan oleh konstanta Kesetimbangan Basa
(Kb), yang merupakan konstanta
kesetimbangan untuk reaksi senyawa tersebut dengan air.
dan konsentrasi dari H2O sudah
termasuk dalam Kb. Istilah PKb, yang sangat analog PKa, sering digunakan untuk menunjukkan
kekuatan basa dari suatu senyawa
PKb
= - log Kb
Harga pKb
Jika Kb
= 1,0 x 10-5, pKb = 5
Jika
kekuatan asam dari suatu deretan senyawa bertambah, harga Kb bertambah besar dan harga pKb
berkurang
NH3 CH3NH2 CH3NHCH3
Kb : 1,79 X 10-5 45 x 10-5 54 x 10-5
pKb: 4,75 3,35 3,27
Kekutan basa
bertambah
(Kb
bertambah ; PKb Berkurang)
B.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Basa
Suatu
reaksi asam basa adalah suatu kesetimbangan yang dapat digeser kesalah satu
pihak dari persamaan reaksi oleh stabilitas pereaksi atau hasil reaksi. Setiap
struktur atau lingkungan yang menstabilkan amina terprotonasi relatif terhadap
yang bebas atau amina tidak terprotonasi akan menambah kekuatan bada dari
amina.
Kenaikan stabilisasi relatif ke hasil
reaksi Kenaikan stabilisasi relatif ke hasil reaksi
Menggeser kesetimbangan ke pihak
ini menggeser
kesetimbangan ke pihak ini
RNH2 +
H2O R+NH3 + -OH
Alkylamina,
dialkilamin, dan trialkionamin mempunyai konstanta kessetimbangan basa lebih
dari ammonia.. kenaikan dari kekauatan basa sebagian disebabkan oleh efek induksi dari pelepasan eketron gugusan
alkyl, yang membantu menstabilkan muatan positif dari hasil reaksi dan
menggeser kesetimbangan ke kanan.
H H
H3C N
- H + H2O H3C N
H + OH
H
Lebih stabil
terhadap pereaksi daripada +NH4
4.1.4. Pembuatan Amina
A.
Reaksi substitusi dari Alkil Halida
Ammonia
dan amina mengandung pasangan electron sunyi pada atom nitrogen. Oleh sebab
itu, senyawa ini dapat bertindak sebagai nukleofil dalam reaksi substitusi
nukleofilik dari alkyl halide., reaksi
dengan ammonia menghasilkan garam dari amina primer. Bila garam amina
direaksikan dengan basa akan dibebaskan amina bebas.
Reaksi
alkyl halide dengan amina dan bukan ammonia akan menmghasilkan amina sekunder,
tersier, atau garam ammonium kuartener
tergantung pada amina yang digunakan.
|
CH3CH2Br + CH3NH2 CH3CH2+ NH22CH3Br
- CH3CH2NHCH3
1o amina 2o
amina
Walaupun
hasil yang cukup didapat dalam beberapa baris, hasil dari reaksi semacam ini
sering rendah, hasil reaksi amina (ada dalam jumlah yang sedikit dalam campuran
kesetimbangamn) dapat juga bereaksi dengan alkyl halide menghasilkan suat
senywa yang terakilasi berlebihan.
B.
Reduksi dari Senyawa Nitrogen lain
Reduksi
dari amida atau nitril dengan litium aluminum hidrida atau dengan gas hydrogen
menghasilkan amina. Dengan amida, amin primer, sekunder, atau tersier bisa
didapat, tergantung kepada jumlah substitusi pada amida nitrogen. Dengan
nitril, hanya amina primer dari tipe RCH2NH2 bisa didapat
sebab atom karbon yang terikat ke atom nitrogen hanya mempunyai satu substituen
saja (R) dalam nitril.
Gugusan
nitro dapat juga direduksi menjadi amina primer. Senyawa nitro aromatic sering
dipakai sebab mudah dibuat dari hidrokarbon aromatic dengan jalan nitrasi
aromatic. Senyawa nitro dapat direduksi oleh hidrogenasi katalitik atau dengan
reduksi logam seperti besi dengan asam khlorida.
4.1.5. Reaksi dari Amina
A.
Asilasi
Asilasi
berarti substitusi dengan suatu gugusan asil. Asilasi nukleofilik dari suatu
amina, dimana aminanya kehilangan proton mendapatkan gugusan asil, menghasilkan
suatu amida.
Guggusan
asil
O O
R’2N – H
+ RC – Y R’2N
– CR +
H – Y
Amida
Senyawa
yang bereaksi dengan amina menghasilkan amida adalah ester, asam anhidrid, dan
asam halide. Asam halide adalah yang
paling reaktif dari ketiganya Karen asam halide mempunyai gugusan yang
meninggalkan terbaik, sedangkan ester adalah yang paling kurang reaktif
b. Reaksi dengan Asam Nitrit
Asam
nitrit (HONO) dibuat dari natrium (Na+ -NO2)
dan asam HCl yang dingin seperti es.
Asam
nitrit mengalami berbagai reaksi dengan berbagai macam amina.
Alkil amina tersier bereaksi dengan asam
nitrit menghasilkan garam amina, seperti terjadi dengan asam apa saja.
Aril amina tersier, mengalami reaksi
substitusi aromatic elektrofilik menghasilkan senyawa nitroso, suatu senyawa yang mengandung guggusan nitroso
–N=O
Ami sekunder bereaksi dengan asam nitri
menghasilkan N-nitrosoamina, biasanya disebut nitrosamine, senyawa dengan
gugusan nitroso terikat kepada nitrogen dari amina. Banyak senyawa yang
mengandung gugusan N-nitroso telah dibuktikan karsinogenik pada bintang dalam
laboratorium.
Alkil
amina primer bereaksi dengan asam nitrit membnetuk garam alkyl diazonium, R – N = N Cl- .
Garam ini tidak stabil, kehilangan nitrogen (N2, suatu gugusan
meninggalkan terbaik), dan menghasilkan karbokation yang tidak stabil ini
kemudian mengalami reaksi substitusi dan eliminasi menghasilkan campuran hasil
reaksi.
Aril amina primer juga bereaksi dengan
asam nitrit menghasilkan garam diazonium. Reaksi ini adalah yang paling penting
dari reaksi asam nitrit. Tidak seperti garam alkyl diazonium, garam aril
diazonium relative stabil jika disimpan dalam keadaan dingin. Jika larutan
campuran reaksi dibiarkan menjadi hangat, ion diazoniumnya bereaksi dengan air
membentuk suatu fenol.
Sintesa menggunakan Garam Aril Diazonium. Bermacam-macam pereaksi lain
dapat mengalami reaksi dengan garam aril diazonium menghasilkan macam-macam
hasil substitusi yang luas. Misalnya, tembaga (1) khlorida dan ion aril
diazonium, seperti fenol (ArOH), aril iodide (ArI), dan aril nitril (ArCN),
sukar dan tidak mungkin dibuat dengan jalan apapun.
Reaksi
macam lain yang dapat dialami oleh garam aril diazonium ialah reaksi penggabungan dengan cincin
aromatic yang diaktifkan oleh gugusan penunjuk o,p-. Reaksi penggabungan adalah
contoh dari reaksi substitusi aromatic elektrofilik dan terjadi terutama pada
tempat para dari cincin uang diaktifasi. Hasilnya, disebut senyawa azo,
berwarna dan beberapa digunakan sebagai zat warna.
Dalam
soal sintesa yang menggunakan garam aril diazonium, Anda mungkin diminta untuk
mulai dengan benzene atau benzene yang tersubstitusi. Pada soal macam ini Anda
mula-mula harus memasukkan nitrat ke cincin, kemudian mereduksi gugusan
nitronya, dan akhirnya mereaksikan arilamina dengan asam nitrit.